Kamis, 30 Juli 2015

Pantai Pelengkung

Pantai Pelengkung, Ombak Ganas Sang Surfer

Bagi Anda penyuka olahraga selancar, cobalah menjajal ombak di Pantai Plengkung Banyuwangi. Pantai yang terletak di ujung timur Pulau Jawa ini merupakan salah satu surganya para peselancar. Dikenal juga dengan nama G-Land, Anda dapat merasakan serunya menunggangi gulungan ombak pantainya yang memukau. Dengan ombak tinggi, besar, dan memanjang itulah Pantai Plengkung dikenal sebagai salah satu pantai dengan ombak terbesar di dunia.
Huruf “G” pada nama pantai yang dikenal pula sebutan G-Land memiliki arti, yakni “Grajagan”. Grajagan adalah nama sebuah teluk berlokasi persis di sebelah barat pantai tersebut. Topografi wilayah Pantai Plengkung dikelilingi hutan tropis alami yang indah. Di Banyuwangi, terdapat sejumlah pantai menarik lainnya yang dapat Anda kunjungi. Selain Plengkung, salah satu yang terkenal adalah Pantai Pulau Merah.Pantai Plengkung Banyuwangi berada dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Lokasinya terletak di sebelah tenggara Pulau Jawa, berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

Ombak di Pantai Plengkung Banyuwangi

Dahsyatnya ombak di Pantai Plengkung Banyuwangi membuatnya masuk ke dalam jajaran “The Seven Giant Waves Wonder” sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Ketinggian ombak dapat mencapai hingga 4-6 meter dengan formasi 7 gulungan gelombang bersusun. Formasi ini dapat mencapai panjang sejauh 2 kilometer. Inilah sebab mengapa para peselancar profesional memiliki ketertarikan tinggi untuk menaklukkan ombak Pantai Plengkung.
Gulungan ombak di Pantai Plengkung Banyuwangi
Gulungan ombak di Pantai Plengkung Banyuwangi
Pantai ini dikenal sebagai salah satu tempat surfing terbaik bermula dari kisah ekspedisi para peselancar asing yang “menemukan” pantai Plengkung sebagai salah satu tempat berselancar. Pada tahun 1972, terdapat 8 kelompok peselancar melakukan ekspedisi menuju kawasan Plengkung. Ekspedisi ini selanjutnya dibagi ke dalam dua rute perjalanan, yakni melewati jalur darat dan jalur laut.
Tiga kelompok menggunakan boat dan lima kelompok lainnya menggunakan jalur darat. Perjalanan kelompok ekspedisi yang menggunakan jalur darat membawa mereka sampai ke Desa Grajagan. Dari desa ini mereka menyusuri pantai sekitar 20 kilometer untuk mencapai Plengkung. Sementara perjuangan kelompok jalur laut mencapai Plengkung lebih keras. Mereka sampai menghadapi kekurangan air bersih, namun pada akhirnya mendarat di Pantai Plengkung. Di sinilah mereka mendirikan camp untuk meninjau kelayakan Pantai Plengkung sebagai tempat surfing.
Bagikan :
Artikel terkait :

0 komentar :

Posting Komentar